Schwantz mengatakan Rossi latihan lebih giat musim dingin ini
Dengan menandatangani kontrak bersama Yamaha selama dua tahun dan menjadi rekan satu tim Lorenzo, bukan berarti Valentino Rossi mencari jalan jalan pintas. Setelah dua tahun ia tidak kompetitif, Rossi hijrah ke tim yang pemimpinnya – bukan Rossi – dengan tujuan memimpikan musim dengan motor yang bagus. Jika ia tidak bisa bersaing dengan rekan setimnya yang lebih muda, maka hal tersebut akan menodai reputasinya yang pernah ada sebelum pamornya ‘direndahkan’ pada waktu ia bersama Ducati, di mana tak satupun baik Rossi maupun krunya bisa mengubah Desmosedici menjadi pesaing untuk memperoleh podium. Tetap di Ducati dan duduk manis mengumpulkan gaji yang besar adalah jalan yang pastinya mudah buat Rossi, tapi sebagaimana semua orang, Rossi pun penasaran apakah ia masih bisa mengumpulkan kemenangan.
‘Saya melihat Valentino musim dingin ini bekerja lebih keras dibandingkan yang pernah ia lakukan sebelumnya, karena tahun depan saya pikir setiap orang akan benar-benar menilai penampilannya di mana ia akan bersaing dengan rekan satu timnya”, ujar sahabat Rossi sekaligus mantan juara 500cc, Kevin Schwantz. “Saya melihat dia mengendarai motor, melakukan latihan, berlatih dan jauh lebih berdedikasi serta fokus daripada ia yang sebelumnya dan lebih dari yang ia butuhkan, sebanyak mungkin ia bisa”.
Rossi pun setuju dengan pendapat Kevin Schwantz. “Saya setuju dengannya (Schwantz) Bagi saya tahun depan akan menjadi sangat penting dan juga karena saya melakukan pilihan yang sangat berani dan karena saya ingin … lebih daripada membuktikan kepada orang lain, saya ingin memahami jika saya masih pembalap papan atas”.
“Anda tahu, saya bisa saja mengambil posisi aman jika saya tetap di Ducati. Saya bisa memperoleh banyak, banyak uang dan saya bisa tinggal dan bila tidak berhasil, anda juga tahu :D. Tapi jika saya mengendarai M1 bersama dengan Lorenzo, saya harus berada di kondisi maksimal, latihan secara maksimal, konsentrasi secara maksimal, melakukan semua hal secara bersama-sama untuk memahami apakah saya masih berada di posisi atas. Saya rasa itu akan sangat sulit karena Lorenzo begitu kuat begitupun yang lainnya. Tapi saya pikir saya bisa meraih hasil yang bagus”.
Bagian dari kesuksesannya akan tergantung pada saat Ducati membebaskan Rossi dari kontraknya. Para pabrikan sering membebaskan pembalap mereka setelah akhir musim Valencia sehingga mereka bisa mendapatkan mesin baru mereka esoknya. Ketika Rossi meninggalkan Yamaha di akhir tahun 2010, garasinya menjadi pusat perhatian di hari pertama ia mengendarai Ducati. Jika Ducati melepaskan Rossi, sepertinya skenario yang sama akan terulang.
“Jika ia terus menjadi seorang ‘pembalap’ dan tak terlalu banyak bicara yang ‘ini itu”, kemungkinan Ducati akan membebaskannya di balapan terakhir. Tapi tergantung isi kontraknya”, Schwantz memprediksi. “Jika mereka mengikatnya hingga Januari, maka ia punya lebih sedikit waktu untuk mencoba dan melakukan terobosan pada motor yang bisa saja benar-benar berbeda dari motor yang ia coba terakhir kalinya dan yang mengikuti pola pengembangan dari Lorenzo, yang bagi Spies sedikit bermasalah”.
“Mudah-mudahan Ducati membiarkan dia keluar pada waktu yang tepat, pertengahan November usai race Valencia dan pada saat itu ia langsung mengendarai motornya dan mulai melakukan pengujian. Mungkin di Jepang, atau di manapun, terkadang MotoGP agak membatasi anda untuk melakukan apa yang ingin anda kerjakan”, tutup Schwantz.
0 Responses to “Ke Yamaha : Rossi Bukan Mencari Jalan Pintas”